By : Leonk dan franko
MENURUT SAYA….
Pada kesempatan ini, dua anggota tim kami menyajikan berbagai pendapat dari orang-orang di luar kru buletin ini, yang berhasil mereka rangkum dari wawancara singkat mereka dengan beberapa tokoh yang dianggap berpengalaman dalam hal penegakkan disiplin. Mau tahu apa pendapat banyak orang tentang kedisiplinan? Ikuti petikannya!
Bapak Jacobus Malo Bulu
( Bapak Wakil Bupati
“Bagi saya disiplin adalah kunci keberhasilan. Dengan menerapkan disiplin yang ketat di rumah dan di sekolah, anak dapat berhasil dalam mencapai cita-citanya.
Bpk. Lalu Rastra Wirawan
(Kanad Lantas Polsek Laura, Weetebula)
“Menurut saya disiplin berarti tertib dan taat terhadap segala aturan yang dibuat. Dalam hal berlalulintas, disiplin berarti taat terhadap atuan-aturan lalu lintas. Disiplin lalu lintas di Sumba Barat Daya masih sangat kurang karena faktor rendahnya Sumber Daya Manusia. Pengguna jalan kurang mematuhi aturan lalulintas. Karena itu saya selalu menghimbau semua pihak agar:
Ø Taat aturan berlalulintas khususnya bagi pengguna kendaraan beroda dua.
Ø Memeriksa kelengkapan surat-surat sebelum berlalulintas
Ø Tidak membuat “pagar berjalan” alias berjalan dalam rombongan-rombongan sehingga mengganggu pengguna jalan yang lain.
Rm. Stef Tamo Ama, Pr
(Pastor Paroki Katedral Weetebula )
“Disiplin bagi saya merupakan sebuah aplikasi dari iman, “iman tanpa perbuatan adalah mati”. Iman harus tampak dalam segala tindakan hidup. Dalam hal ini Tuhan mendapat tempat pertama dalam segala hal. Dan perwujudan kedisiplinan iman nyata dalam pengampunan. Jika orang melaksanakan sesuatu dengan disiplin maka ia telah menunjukkan imannya dalam perbuatan. Ini juga bagian dari disiplin iman.”
Fr. Yustus, BHK
(Guru SMA St. Thomas Aquinas, Weetebula )
“Bagi saya disiplin berarti tegas, tidak kompromistis dengan aturan yang telah ditetapkan bersama. Sejauh yang saya amati, disiplin belajar siswa di SBD masih sangat kurang karena tidak memanfaatkan waktu dengan baik. Ditambah lagi sikap para guru yang sering memanjakan siswa. Menurut saya dengan memanjakan siswa, kita tidak memajukan generasi muda tetapi malah mematikan tunas bangsa”.
Bpk. Aloisius Bayo Bili
(Camat Loura, Weetabula)
“Bagi saya disiplin itu tepat waktu dan bertanggung jawab. Hal ini umumnya sudah diterapkan oleh para pegawai di kantor-kantor. Dalam lingkup tugas kami, pelayanan harus tepat waktu dan tidak boleh ditunda-tunda. Sehingga pelayanan pada masyarakat lancar dan tercipta kesejahteraan bersama.”
Bapak Albert Dendo
(Kepala Sekolah SMA Manda Elu, Weetebula)
“Menurut saya disiplin dalam mengajar berarti guru mengajar dengan baik dan tepat waktu. Kuncinya adalah kesadaran dari hati nurani untuk mengikuti aturan.”
Ibu Arniati Bulu
(Ibu Asrama Paroki Roh Kudus, Weetebula )
”Menurut saya menerapkan disiplin dalam hidup berasrama harus diawali dengan penetapan peraturan yang tegas. Dengan adanya aturan yang tegas, disiplin dengan sendirinya dapat terbentuk dan membentuk anak.”
Sr. Mariana Sogen
(Kepala – Muder Biara ADM )
“Menurut saya disiplin itu tatanan kehidupan bersama bukan peraturan, dalam hal ini hidup harus sesuai program. Untuk menjadi orang yang disiplin maka harus punya motivasi, prioritas nilai, tujuan ke depan serta konsisten dengan apa yang telah ditetapkan.”
Hendrikus R. Mada
(Pembina Bina Vokalia Kherubim)
“Bagi saya disiplin dalam kaitannya dengan pengembangan bakat itu identik dengan ketekunan. Orang yang ingin mengembangkan bakat harus membangun niat dan punya target. Kalau ingin mengembangkan bakat, harus ada waktu untuk berlatih setiap kesempatan, memiliki keberanian, berusaha untuk tahu lebih banyak, punya komitmen dan pantang menyerah. Salah satu hal yang tidak kalah penting ialah dukungan keluarga dan lingkungan sekitar.”
Syahdan
(Ketua Osis SMA Manda Elu, Weetebula)
Ingin Berlangganan, silakan hubungi, buletin_legatus@yahoo.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar